ISLAM DATANG TUK MENJAWAB SEMUA PERSOALAN.

Dalam rutinitas kehidupan saat ini terkadang saya melihat hidup yang sudah
tidak manusiawi lagi, atau orang menyebutnya jaman yang sudah gila.
Sebenarnya manusia melakukan pembangunan, revolusi, evolusi semua menuju
suatu kehidupan yang lebih baik. Tapi saat ini yang terjadi adalah
pengerusakan yang dilakukan secara gotong-royong.

Sungguh menyedihkan melihat situasi seperti ini, terutama di kota besar
semua orang berlomba untuk mencari materi, kekayaan, kesuksesan, semua
saling bersaing tidak sehat saling menjatuhkan sungguh tindakan yang kurang
terpuji.

Kenapa saat ini kejadian seperti yang saya gambarkan di atas terjadi, karena
saat ini manusia cenderung mengesampingkan nilai-nilai agama, manusia hidup
dalam keadaan mengikuti egonya sendiri-sendiri.

Agama dalam pembahasan etimolog atau tata bahasa yaitu A = tidak dan
gama=kacau, yang secara keseluruhan berarti tidak kacau. Tetapi saat ini
kita sering mengesampingkan peranan agama dengan kehidupan sehari-hari.

Agama adalah kontrol yang baik dalam mengendalikan kelakuan manusia yang
cenderung melupakan norma-norma.yang ada. Agama adalah alat kontrol diri
kita membuat kehidupan lebih baik. Karena semua agama yang ada mengajarkan
tentang kebaikan.

Saat agama tidak ada dalam kehidupan kita, diri kita menjadi tidak
terkendali, kita tanpa agama dan rasa keimanan terhadap Tuhan, manusia akan
bertindak seperti hewan, dapat kita lihat contoh dimana seorang anak dapat
membunuh orang tuanya, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dan tindakan
brutal yang tidak manusiawi lainnya.

Hampir setiap hari dalam acara berita kriminal, tindak kriminal yang semakin
sadis, dan tidak terkendali, manusia adalah makhluk itu adalah ajaran yang
diterapkan dalam agama, dan sebagai makhluk yang harus bertaqwa dan mengabdi
kepada dzat pencipta, sebagai bentuk pengabdian mahkluk kepada Tuhannya.

Tujuan adanya agama adalah menciptakan kehidupan yang lebih baik antara
hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan hubungan manusia
dengan Tuhan.

Menurut pengamanatan saya, seorang yang taat beragama memiliki kepribadian
yang menyenangkan, dan dapat menjalani hidup dengan lebih baik, tenang, dan
terarah. Dan kecenderungan orang yang beragama untuk menggapai sukses dan
kebahagian hidup lebih besar. Karena mereka memiliki keyakinan yang kuat,
dan memiliki faktor pendorong atau motivasi yang lebih baik.

Dibanding dengan seorang yang melupakan agama, mungikin hidupnya memilikii
semua kebutuhan hidup, tetapi belum tentu mereka memiliki kebahagiaan, orang
yang jauh dari agama akan terus merasa kekosongan diri.

Dalam keadaan saat ini dalam kehidupan yang lebih keras, dalam kehidupan
materalistik, mari kita menanamkan kembali nilai-nilai dan norma-norma agama
dalam diri kita untuk mencapai mencapai kesuksesan kehidupan di dunia....

" Agama adalah obat dari segala penyakit social saat ini, dan solusi dalam
kekacauan hidup kita"

Dalam perenunganku, mencari obat untuk masalah sosial saat ini

KETIKA KITA LUPA SHALAT....

Assalamu’alaikum wrwb. Ustad, semalam saya menjemput teman di bandara, sehingga saya tidak sholat isya’ di awal waktu. Dan akhirnya saya lupa tidak sholat isya’ hingga pagi harinya usai saya sholat subuh. Bagaimana dan apa yang harus saya lakukan ustad?Saya sangat mengharapkan jawaban ustad, baik dimuat maupun melalui email saya langsung. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan jazakumullah khoiron katsiro.Wassalamu’alaikum wrwb Mr. Lucky_ub

Jawaban

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalat 5 waktu adalah fardhu ain yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim. Dalam kejadian apa pun, seharusnya ibadah yang satu ini tidak boleh luput dari agenda kegiatan kita.Salah satu neraka bernama Saqar, diciptakan Allah SWT khusus untuk orang yang tidak melakukan shalat. Dan informasi ini telah disebutkan di dalam Al-Quran:Apa yang membuat kamu di neraka Saqar? Mereka menjawab, “Kami tidak termasuk orang yang Shalat.” (QS. Al-Muddatstsir: 42-43)



Pandangan Syariah Islam tentang: LupaDalam pandangan syariah, yang namanya ‘lupa’ punya hukum tersendiri. Orang yang lupa tidak bisa disamakan dengan orang yang tidak lupa. Dan ada hadits nabi SAW yang menyebutkan tentang hukum taklif bagi orang yang lupa.إن الله وضع على أمتي الخطأ والنسيان ومااستكرهوا عليهDari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu bahwa Rasululah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan kepada umatku kesalahan, lupa dan sesuatu yang dipaksakan kepadanya.” (HR Hakim dalam Al-Mustadrak dan beliau menshahihkannya)Dari haditsi ini dan juga hadits lainnya, para ulama kemudian menarik kesimpulan dalam ushul fiqih tentang beban taklif bagi orang yang lupa. Yang menjad topik utama adalah pertanyaan: Apakah orang yang lupa itu mukallaf atau bukan?Maksudnya apakah seseorang menjadi tidak bukan beban taklif ketika dia sedang lupa, ataukah dia tetap memikul beban taklif? Atau dalam bahasa mudahnya, apakah seseorang tetap wajib untuk shalat pada saat dia lupa ataukah tidak wajib?Pertanyaan yang bersifat ushul fiqih ini menarik. Sebab kalau dikatakan bahwa seorang yang lupa itu wajib melakukan perintah Allah, ternyata Allah sendiri telah mengangkat pena dari orang yang lupa.

Tetapi di sisi lain, setiap orang yang mengaku muslim, berakal dan sudah baligh wajib menjalankan shalat. Dan ada ancaman masuk ke neraka Saqar kalau tidak mengerjakan.

Pandangan Para Ahli Ushul Fiqih1. Pandangan As-Syafi’iyah dan Al-HanabilahKhusus untuk kasus orang yang lupa, mazhab Asy-Syafi’i dan mazhab Hanabilah mengatakan bahwa orang yang lupa itu tidak termasuk mukallaf. Khususnya dalam hal yang terkait dengan hak-hak Allah SWT.Ada pun yang terkait dengan hak-hak manusia, seperti kewajiban zakat, memberi nafkah, mentalak isteri, atau mengganti kerugian harta orang lain, dalam pandangan mereka tetap terjadi dan tetap harus menjadi tanggungan.Karena bukan termasuk bab taklif melainkan termasuk bab rabthul-ahkami bil asbab (mengaitkan hukum dengan sebab).Penjelasan lebih jauh tentang hal ini bisa kita lihat pada beberapa kitab, misalnya kitab Syarhu AL-Kaukab Al-Munir jilid 1 halaman 511-512. Juga perhatikan kitab Qawaidul Alhkam karya Al-’Izz ibnu Abdissalam jilid 2 halaman 3. Juga bisa kita baca dalam kitab Nuzhatul Khathir al-’Athir Syarah Raudhatun-Nadhir karya Ibnu Badran jilid 1 halaman 139-140.2. Pandangan Al-HanafiyahSebaliknya, dalam pandangan mazhab Al-Hanafiyah, orang yang lupa itu tetap masih dianggap mukallaf yang tidak gugur kewajiban atasnya. Baik yang terkait dengan hak Allah atau pun dengan hak sesama manusia.Namun dalam hal ini dia termasuk orang yang ‘ajiz (lemah) sehingga dia mendapatkan ‘udzur (keringanan) dari Allah SWT. Karena dia kehilangan qashd.Pandangan Para Fuqaha’ Ilmu FiqihYang di atas tadi namanya kajian ushul fiqih. Sekarang mari kita kaji secara hukum fiqihnya langsung.Pertanyaannnya adalah: apa yang harus dilakukan oleh seseorang yang karena lupa, dia meninggalkan shalat?Para ulama fiqih kemudian menjawab bahwa orang yang lupa shalat dan meninggalkannya, maka dia wajib untuk menggantinya. Istilah yang sering digunakan adalah megqadha’ shalat. Dasarnya adalah perintah Rasulullah SAW:إذا نسي أحدكم صلاة أو نام عنها فبيصليها إذا ذكرهاApabila salah seorang kalian lupa shalat atau tertidur, maka shalatlah ketika ingat. (HR Muslim)Masalahnya kemudian, apakah begitu ingat harus langsung diqadha’ ataukah boleh mengqadha’ belakangan atau ditunda?Jumhur ulama mewajibkan pelaksanaannya secara langsung. Mereka yang berpendapat seperti ini adalah Al-Imam Abu Hanifah, Al-Imam Malik dan Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahumullah.Sementara Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berpandangan bahwa yang merupakan sunnah adalah langsung melaksanakannya begitu ingat, namun beliau tetap masih membolehkannya untuk menunda barang sejenak.Lho kenapa boleh?Alasannya adalah bahwa ketika Rasulullah SAW dan para shahabat tertidur, ternyata mereka tidak langsung melaksanakan qadha’ shalat di tempat mereka tidur. Tapi beliau SAW memerintahkan agar mereka menghela hewan-hewan mereka ke tempat lain, lalu beliau shalat di tempat tersebut.Maka dalam pandangan Al-Imam Asy-Syafi’i, boleh ditunda barang sebentar, sekedar untuk mengerjakan hal-hal yang dianggap perlu. Karena sekiranya qadha’ ini wajib dilaksanakan secara langsung seketika itu pula, tentunya para shahabat shalat di tempat mereka tertidur.Adapun jumhur ulama berpendapat bahwa shalat yang terlewat itu harus langsung diganti, karena mereka berhujjah dengan hadits yang langsung menyebutkan shalat secara langsung.Tetapi intinya, shalat yang tidak dikerjakan karena terlupa tetap harus diganti. Karena Rasulullah SAW pernah mengalaminya langsung dan begitu juga para shahabat beliau ridhwanullahi ‘alaihim.Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

JIKA ANDA SUMPEK, BACALAH PESAN PARA ULAMA...

Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus menerus meski hanya sedikit. (Kanjeng Nabi)
Akan kuberikan ilmu yang kumiliki kepada siapapun, asal mereka mau memanfaatkan ilmu yang telah kuberikan itu. (Imam Syafi’i)
Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu. Ia berkokok di waktu subuh, sedang kamu tetap lelap dalam tidur. (Lukman Hakim).
Apabila secara kebetulan kamu menjadi orang yang dekat dengan penguasa, maka berhati-hatilah kamu seolah-olah kamu sedang berdiri di atas pedang yang tajam sekali. (Imam Ghozali)
Aku tak suka memakai baju baru, hal itu kulakukan karena aku takut timbul iri hati tetangga-tetanggaku. (Abu Ayub as-Sakhtayani).
Allah telah memberikan petunjuk kepadaku sehinga aku bisa mengenali diriku sendiri dengan segala kelemahan dan kehinaanku. (Ali BinAbu Thalib).
Andaikata seseorang mau memikirkan kebesaran Allah, maka ia takkan sampai hati untuk melakukan perbuatan perbuatan dosa. (Bisyir)
Sifat rendah hati, yaitu taat dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun. (Fudlail bin Iyadl).
Dalam shalatku selama 40 tahun, aku tak pernah lupa mendo’akan guruku yang bernama Imam Syafi’i. Itu kulakukan karena aku memperolah ilmu dari Allah lewat beliau. (Yahya bin Said al-Qathan).
Orang yang beramal tanpa didasari ilmu, maka amalnya akan sia-sia belaka, karena tidak diterima oleh Allah. (Ibnu Ruslan).
Fikiran merupakan sumber dari ilmu, sedang ilmu itu sendiri merupakan sumber amal. (Wahb).
Orang yang mengerti ilmu fikih berarti ia bisa makrifat kepada Allah dengan ilmunya menyebabkan ia kenal kepada-Nya. Bahkan dengan ilmunya ia bisa mengajar orang lain sampai pandai. (Syeikh Izzuddin bin Abdussalam).
Jangan berteman yang hanya mau menemanimu ketika kamu sehat atau kaya, karena tipe teman seperti itu sungguh berbahaya sekali bagi kamu dibelakang hari.(Imam Ghozali).
Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah. (Abul Hasan as-Sadzili).
Wahai Sayyidina Ali! Ketahuilah olehmu bahwa ada dua golongan yang celaka di hadapanmu. Pertama yaitu yang terlalu cinta kepadamu. Dan kedua yang terlalu benci kepadamu. (Kanjeng Nabi).
Orang yang bijak tidak akan terpeleset oleh harta, dan meski terpeleset, ia akan tetap mendapatkan pegangan. (Abdullah bin Abbas).
Berfikir sesaat sungguh lebih mengesankan ketimbang mengerjakan shalat sepanjang malam. (Hasan Bashri).
Hal-hal yang bisa menyebabkan badan lemah antara lain sebagai berikut: Banyak makan makanan yang rasanya masam, sering bersedih, banyak minum air tetapi tidak makan sesuatu, serta sering melakukan hubungan seksual. (Imam Ghazali).
Barang siapa tidak mencintai untuk agama dan membenci untuk agama, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ia tidak memiliki agama. (Abu Abdilah al- Shdiq).
Berhati-hatilah dari berteman dengan : Ulama yang bersikap tak peduli, pecinta ajaran sufi yang bodoh serta pemimpin-pemimpin yang lalai. (Sahl bin Abdullah).
Inginkan sesuatu dengan bakat yang kau miliki, dan jangan menginginkan sesuatu sesuai dengan nafsu atau seleramu. (Lukman Hakim).
Bagi orang berilmu yang ingin meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, maka kuncinya hendakalah ia mengamalkan ilmunya kepada orang-orang. (Syaikh Abdul Qodir Jailani).
Merenungkan tentang nikmat Allah sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama. (Umar bin Abdul Azis).
Teman yang tidak membabantu kesulitan seperti halnya musuh. Tanpa saling membantu maka hubungan teman tak akan lama. Telah kucari teman sejati dalam setiap masa, akan tetapi usahaku itu siasia belaka. (Imam Syafií).
Lihatlah orang-orang yang dibawahmu dalam usrusan harta dunia, dan jangan sekali-kali melihat yang berada di atasmu, supaya kamu tidak meremehkan karunia Allah yang diberikan kepadamu. (Kanjeng Nabi).
Sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit kesenangan merupakan ciri-ciri orang yang dicintai oleh Allah. (Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzani).
Barang siapa senang menjadi pemimpin, maka ia tidak akan mendapat kemenagan untuk selama-lamanya. (Fudhail bin Iyadh).
Siapa yang pada hari ini hanya memikirkan dirinya sendiri maka pada esok iapun akan memikirkan dirinya saja. Lebih dari itu, siapa yang pada hari ini memikirkan Allah maka besok ia akan selalu memikirkan Allah pula. (Abu Sulaiman).
Bersikap sabar kepada kawan yang berbuat jelek kepadamu sungguh lebih baik dari pada mencacinya. mencaci lebih baik dari pada memutuskan talisilaturahmi. Dan memutuskan tali silaturahmi lebih baik dari pada bertengkar. (Seorang Ulama).
Allah tidak memberi kekuatan terhadap orang-orang alim lewat suatu paksaan, akan tetapi Allah menguatkan mereka lewat pintu iman. (Sahl Ibnu Abdullah).
Ketahuilah olehmu, sesungguhnya akal hanya merupakan sesuatu alat untuk mencapai segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan hamba atau manusia, bukan untuk mencapai Allah. (Ibnu Atha).
Jangan sekali-kali kamu menganggap remeh kebajikan meski kelihatannya tidak berharga, yaitu seperti ketika kamu menyambut temanmu dengan menampakkan wajah berseri-seri. (Kanjeng Nabi Muhammad).
Jika seseorang mati dalam keadaan punya hutang, padahal orang itu mampu membayarnya ketika masih hidup di dunia, maka kebahagiaannya akan diambil dan diberikan kepadanya dosa orang yang di hutanginya, lalu ia dijebloskan ke neraka. Namun, jika memang tidak mampu membayarnya, maka hanya kebaikannya saja yang diambil, lalu diberikan kepada pihak yang dihutangi. sedang dosa si pemberi hutang tidak diberikan kepada orang yang berhutang. (Ibnu Abdusalam).
Jalan yang diajarkan syariát islam adalah jalan yang paling tepat dalam pengerjaan ibadah kepada Allah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah istiqomah dalam mengerjakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya. (Abdu Khodir jailani).
Hendaklah kamu tetap berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu. (Lukman Hakim).
Kebahagiaanku jika mati sebelum baligh lalu aku dimasukkan kedalam syurga, tidak sebahagia jika aku hidup sampai tua dalam keadaan mengenal Allah yaitu yang paling bertaqwa, rajin mengerjaklan ibadah serta menerima apa apa yang telah di berikan Allah kepadaku. (Ali bin Abu Tholib).
Jika Allah bersamamu, maka jangan takut kepada siapa saja, akan tetapi jika Allah sudah tidak lagi bersamamu, maka siapa lagi yang bisa diharapkan olehmu? (Hasan al Banna).
Barang siapa tidak peduli terhadap nasib agama, berarti ia tidak punya agama, barang siapa yang semangatnya tidak berkobar-kobar jika agama Islam ditimpa suatu bencana, maka Islam tidak butuh kepada mereka. (Imam al-Ghazali).
Ilmu menginginkan untuk diamalkan. Apabila orang mengamalkannya, maka ilmu itu tetap ada. Namun sebaliknya, jika tidak diamalkan, maka ilmu akan hilang dengan sendirinya. (Sufyan ats-Tsauri).
Ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah adalah ilmu yang paling baik. (Ibnu Athaillah as-Sakandari). Bekerjalah untuk keperluan makanmu. Sedang yang paling baik bagi kau yaitu bangun di tengah malam dan berpuasa di siang hari. (Ibrahim bin Adham).
Jalan apa saja yang ditempuh seseorang dalam mengerjakan ibadah adalah sesaat kecuali jalan yang ditempuh oleh Kanjeng nabi Muhammad. Dalam pada itu, siapapun yang tidak mengikuti petunjuk kitab suci Al-Qurán dan hadits nabi, maka janganlah ia mengikuti pendapatku. Hal itu karena pendapatku berasal dari Qurán –Hadits. (Imam al-Junaid).
Orang yang tidak percaya bahwa Allah telah menjamin rezekinya, maka ia akan mendapat laknat dari Allah. (Hasanal-Bashri).
Dzikir seperti halnya jiwa dari semua amal, sedang keutamaan dan kelebihan dzikir tidak bisa dibatasi. (AL-Qusyairi).
Orang-orang yang tidak mengikuti keinginan-keinginan hawa nafsunya, maka tidak akan mendapat pujian dari orang banyak. (Imam al-Ghazali).
Orang dermawan dekat kepada Allah, dekat pada rahmat-Nya, serta selamat dari siksa-Nya. Sedang orang kikir, jauh dari Allah, jauh dari rahmat-Nya dan dekat sekali kepada siksa-Nya. (Kanjeng Nabi).
Barang siapa tidak meghargai nikmat, maka nikmat itu akan diambil dalam keadaan ia tidak mengetahuinya. (Siriy Assaqathi).
Mengerjakan sesuatu sesuai dengan ketentuan hukum syara’ berarti menuju jalan kebahagiaan baik di dunia lebih-lebih di akhirat. Dan hendaklah kamu merasa takut jika kamu berpisah dengan orang-orang yang ahli di bidang agama. (Syaikh Abdul Qadir Jailani).
Saya merasa heran kepada orang-orang yang mengerjakan shalat subuh setelah matahari terbit. Lalu bagaimana mereka diberi rezeki. (Ulama Shalaf).
Para pembuat peti jenasah mengira bahwa tidak ada yang lebih busuk melebihi mayat orang-orang yang beriman. Bahkan diterangkan oleh Allah : Perut ulama jahat sungguh lebih busuk baunya dari itu. (Al-Auzaí).
Orang yang hanya sehari-harinya hanya sibuk mencari uang untuk kesejahteraan keluarganya, maka mustahil ia mendapat ilmu pengetahuan. (Imam Syafií).
Tanda tanda orang yang celaka antara lain: Bergairah dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan haram, menjauhi nasihat ulama dan selalu menyendiri jika mengerjakan shalat. (Kanjeng Nabi).
Manisnya akhirat mustahil diraih oleh orang-orang yang suka terkenal di mata manusia. (Bisyir).
Dengan pengalaman akan bertambah ilmu pengetahuannya, dengan berdzikir menyebabkan bertambah rasa cinta dan dengan berfikir akan menambah rasa taqwa kepada Allah. (Hatim).
Aku akan mencari ilmu hanya karena Allah, dan aku tidak akan mencari jika untuk selain Allah. (Imam al-Ghazali).
Berfikir merupakan cermin untuk melihat apa-apa yang baik dan yang buruk pada dirimu. (Fudhail).
Ketahuilah bahwa satu majelis ilmu bisa menghapus dosa 70 majelis yang tidak ada gunanya. (Atha’bin Yassar).
Kulupakan dadaku dan kubelenggu penyakit tamakku, karena aku sadar bahwa sifat tamak bisa melahirkan kehinaan. (Imam Syafií).
Biasakan hatimu untuk bertafakur dan biasakan matamu dengan sering menangis. (AbuSulaiman ad-Darani).
Hidup didunia hanya merupakan tempat tinggal sementara untuk melanjutkan perjalanan nan jauh menuju keabadian. (Kanjeng Nabi).
Setiap manusia hendaknya memperhatikan waktu dan sekaligus mengutamakannya. (Umar bin Utsman al-Maliky).
Apabila kamu melihat seseorang sedang memanjatkan doá kepada Allah, tetapi disisi lain perbuatannya tidak sesuai dengan hukum syara’, maka jauhilah orang itu. (Abdul Qasim an-Nawwawi).
Kuakui bahwa dosaku banyak sekali. Tapi, aku sadar, sesungguhnya rahmat Allah lebih luas dan lebih besar dari dosa-dosaku. (Abu Nawas).
Jika kamu berhadapan dengan gurumu, sesungguhnya secara hakikat kamu sedang berhadapan dengan rasul. Sadar akan hal itu, maka hormatilah gurumu. (Sebagian Ulama).
Setiap kamu adalah pemimpin, yaitu : Pemimpin terhadap diri dan keluarganya, pemimpin terhadap masyarakat dan bangsanya.( Mousthafaal-Gholayaini). Pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan umat, sedang pengkhianat yang paling keji yaitu pengkhianatan pemimpin. (Ali bin Abu Thalib).
Berteman dengan orang yang bodoh yang tidak mengikuti ajakan hawa nafsunya sungguh lebih baik bagi kamu ketimbang berteman dengan orang alim tapi suka terhadap nafsuya. (Ibnu Athaillah as-Sakandari).
Siapa takut kepada Allah, maka tidak hidup marahnya, Siapa yang bertaqwa kepada-Nya, niscaya tidak mengerjakan sesukanya. (Umar bin Khathhab).
Ya Allah! Seandainya Engkau akan mengadili kelak pada hari kiamat, maka jangan Kau adili aku di dekat Nabi Muhammad, karena aku merasa malu jika mengaku sebagai umatnya padahal hidupku penuh dengan perbuatan dosa. (Muhammad Iqbal).
Cintai dan sayangilah para fakir miskin, maka Allah akan menyayangimu. (Kanjeng Nabi).
Hendaklah kamu menjauhi keramaian orang banyak atau berúzlah,. Katakan demikian, karena orang banyak bisa menyebabkan kamu berpaling dari Allah serta mendorong kamu untuk berbuat dosa. (Sayyid Bakri al-Maliki).
Yang disebut orang sufi, yaitu orang yang hatinya bersih dan selalu mengingat Allah. (Basyar bin al-Harits).
Tidak ada suatu kebahagiaan bagi ornag-orang muslim setelah mereka memeluk Islam, seperti kebahagiaan mereka ketika itu. (Anas r.a.).
Telah kurangkum pendapat 70 orang shiddiqin. Mereka sebagaian besar berpendapat bahwa banyak minum bisa menyebabkan banyak tidur. (Ibrahim bin Khawwas).
Aku tidak pernah melihat orang yang berakal, melainkan kutemukan dia takut kepada mati dan merasa susah dengannya. (Hasan).
Aku tidak pernah berdialog dengan seseorang dengan tujuan aku lebih senang jika ia berpendapat salah. (Imam Syafií).
Wahai pemburu dunia! Berbuatlah kebajikan dan hendaklah kamu meninggalkan dunia, karena hal itu lebih baik bagimu. (Nabi Isa).
Barang siapa tidak dicoba dengan bencana atau kesusahan, maka tidak ada sebuah kebahagiaanpun baginya di sis Allah. (Adh-Dhahhak).
Perbanyaklah kamu mengingat mati, karena hal itu bisa membersihkan dosa dan menyebabkan zuhud atau tidak cinta kepada dunia. (Kanjeng Nabi).
Orang yang cinta kepada Allah akan minum dari gelas kecintaan dan bumi menjadi sempit baginya. Ya, dia mengenal Allah dengan penuh ma’rifat kepada-Nya, tenggelam di samudra rindu kepada-Nya dan merasa asyik bermunajat kepada-Nya. (Asy-Syubali).
Aku suka mendoákan saudara-saudaraku sebanyak 70 orang, dan nama-nama mereka kusebut satu persatu dalam panjatan doáku itu. (Abu Darba).
Setiap manusia mempunyai orang yang dicintai dan yang dibenci. Tapi bagimu, jika ada maka berkumpullah kamu dengan orang-orang yang bertaqwa. (Imam Syafií).
Orang orang terdahulu jika pergi kerumah gurunya, maka mereka senantiasa memberi sesuatu untuk minta berkah. Bahkan mereka selalu menyenandungkan doá seperti ini: wahai Allah!”Ampunilah semua kesalahan guruku terhadapku, dan jangan sekalai-kali engkau menghilangkan berkah ilmunya untukku. (Sebagaian Ulama).
Jika aku mandapat ampunan dari Allah, maka hal itu merupakan rahmat yang sangat besar dari-Nya. Tetapi, jika sebaliknya, maka aku tidak akan mampu berbuat apapun. (Abu Nawas).
Pangkal dari seluruh kebaikan di dunia maupun di akhirat adalah taqwa kepada Allah. (Abu Sulaiman Addarani).
Orang yang ma’rifat kepada Allah, maka ia terikat dengan cintannya, hatinya bisa melihat dan amal ibadahnya selalu bertambah banyak kepada-Nya. (Dzinnun al-Mishry).
Siapa yang memenuhi hatinya dengan kewaspadaan dan keikhlasan, maka Allah akan menghiasi badannya sebagai pembela agama dan menjadikan hadits sebagai pedoman hidup.
Yang disebut dengan teguh hati adalah memegang dengan sungguh-sungguh apa-apa yang dibutuhkan oleh kamu dan membuang yang selain itu. (Aktssam bin Shaifi).
Orang yang terkaya yaitu orang yang menerima pembagian Allah dengan rasa senang. (Ali bin Husein).
Kerjakan apa saja yang telah menjadi hak dan kewajibanmu, karena kebahagiaan hidupmu terletak di situ. (Musthafa al-Gholayani).
Ada dua hal tidak tertandingi kejelekannya, yaitu: Berbuat syirik dan membuat rugi umat Islam. Begitu pula, terdapat dua perkara yang tidak tertandingi kebaikannya, ialah : Beriman kepada Allah, serta memberi manfaat kepada umat Islam. (Kanjeng Nabi).
Pedagang yang berhati lemah takkan pernah untung ataupun rugi. Malah ia rugi. Ya, seseorang harus menyalakan api supaya memperoleh cahaya. (Jalaludin Rumi).
Aku membaca sebagian kitab kuno, yang kandungannya ialah : Bahwasannya sebagian hal yang dipercepat siksaannya dan tak dapat ditunda adalah amanat itu dikhianati , kebaikan ditutupi, keluarga diputuskan dan meninds manusia. (Kholid ar-Robaí).
Memerintah atau mengawasi diri sendiri jauh lebih sulit dan lebih baik dari pada memerintah dan mengawasi sesuatu negeri. (Ibrahim bin Adham).
Ciri-ciri ulama akhirat antara lain: dia sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, bahkan bersikeras untuk tidak bertaqwa sama sekali. Apabila ditanya oleh orang tentang segala sesuatu yang diketahui baik yang bersumber dari Al Qurán, hadits, ijma’dan kiyas, maka ia menjelaskan sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, jika ia tidak mengetahui secara pasti, maka dengan jujur ia berkata : aku tidak tahu. (Imam al-Ghazali).
Hati-hatilah terhadap senda gurau, karena tidak sedikit bahaya yang terdapat didalamnya. Berapa banyak senda gurau anatara dua sahabat yang berakhir pada perkelahian.
Dunia adalah perniagaan, pasarnya ialah menyendiri, modalnya adalah taqwa, dan labanya adalah surga. (Aku Sulaiman ad-Darani).
Kehidupan seorang mukmin ibarat matahari, terbenam di suatu wilayah untuk terbit di wilayah lainnya. Dia selalu bersinar dan hidup serta tak pernah terbenam selamanya. (Muhammad Iqbal).
Keluarlah dari dirimu dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhilah kepada perintah-Nya dan larikanlah dirimu dari larangan-Nya, supaya nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu setelah ia keluar. Untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang melawannya dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga. (Syeikh Abdul QadirJailani).
Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak ular. Kebajikan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak buaya. kebajikan yang dibalas dengan kebajikan adalah akhlak anjing. Kejahatan yang dibalas dengan kebajikan itulah akhlak manusia. (Nasirin).
Ilmu tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui tingkah laku nafsu dan sifat-sifatnya baik sifat buruk maupun sifat yang terpuji. Jadi dari kisah sebuah gilingan tersebut di atas, maka jika diterapkan pada manusia yakni mempelajari nafsu manusia yang ada kaitannya dengan tingkah laku dan sifat-sifatnya. Mempelajari tasawauf hukumnya fardhuáin (wjib bagi setiap orang Islam yang mukalaf). Karena dapat dipergunakan untuk memperindah, memperbaiki dan memperbagus hati. Itulah seratus “Petuah Emas”orang-orang alim yang dapat kita jadikan sebagai pedoman hidup atau minimal bisa difungsikan sebagai pegangan dalam rangka membentuk pribadi-pribadi yang Islami secara kafah. Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang alim yang kelak berhak mendiami surga dan selamat dari siksa-siksa pedih di neraka. Hanya kepada Allah kita mengharap ridha, dan hanya kepada-Nya kita berpasrah diri. Amin, Amin, Ya, Rabbal álamin.

PETUAH SEORANG ULAMA

Suatu kisah, ada sekelompok manusia datang kepada orang yang pandai nan bijak (baca:Ulama).
Sekolompok orang : Wahai pak tua yang baik, bagaimana menurut pendapatmu tentang suatu hal tentang perkara ini dan itu. Ada sebagian dari kami membolehkannya, ada sebagian dari kami melarangnya. Mana kira2 yang benar ?

Ulama : Saudara-saudara, untuk masalah itu gampang jawabannya dan mudah. lihatlah dengan panca indra yang engkau semua miliki yang diberikan oleh Allah niscaya kamu akan menemukan jawabannya.

Sekelompok orang : Loh ? ....(sambil melongo dan heran dengan jawaban enteng dari pak tua) Kami sudah melihat dengan panca indra kami, malah kami asah otak kami untuk menemukan jawaban yang pasti dan benar. Kami cari di beberapa buku yang kami miliki, dan kami berdiskusi lebar dengan masalah ini. Akan tetapi tidak kami temukan juga jawabannya. Pak tua, apa kira2 jawabannya ? Kami memerlukan segera sekarang juga !

Ulama : Maaf, tidak akan saya berikan sekarang. Karena diantara kamu akan ada yang setuju dan diantara kamu lagi ada yang tidak setuju, malah mungkin menentangnya. Kamu akan tahu jawabannya, seandainya kamu sekalian bersama aku di tempat ini selama 1 bulan penuh dan mengikuti apa yang aku lakukan.

Setelah berembuk dan merenung sebentar, sekelompok orang itu menghadap ulama kembali.

Sekelompok orang : Ok, pak tua yang bijak, kami akan mengikutimu sebagaimana engkau lakukan. Dan mematuhi apa2 yang engkau anjurkan.

Ulama : Siip... (sambil tersenyum simpul)

Tidak terasa sebulan berlalu.....berkumpullah sekelompok orang itu dengan posisi mengelilingi ulama tua. Terlihat kekhusukan di wajah setiap orang. Semua diam menunggu petuah dari ulama tua, yang biasa diberikan sesudah shalat subuh.

Ulama : Saudara-saudaraku semua yang dirahmati Allah, sekarang saatnya saya memenuhi janji yang pernah saya ucapkan sebulan yang lalu. Sudahkah engkau menemukan jawaban tentang perkara yang engkau tanyakan sebulan yang lalu ? Sudahkah engkau melihat jawaban dari pertanyaan kamu sekalian sebulan yang lalu ?

Sekelompok orang : Ya, ustadz yang dirahmati Allah .... (agak sedikit lain ternyata memanggil pak tua ini, dibanding ketika waktu datang pertama kali) Bukan hanya kami sudah menemukan jawabannya dari pertanyaan kami, malah kami merasa lebih beriman dan tunduk dihadapan hukum2-Nya. Hati kami lebih tentram dan bahagia. Dan kami selalu ingat akan ayat2-Nya. Maka tidak ada waktu bagi kami untuk bertanya lagi tentang hal itu, apalagi mengikutinya lagi. Kami selalu khawatir dengan ayat-ayat-Nya yang terasa ditujukan kepada kami,

“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: ‘Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal salih) untuk hidupku ini'” (QS. al-Fajr : 23-24).

Ulama : Alhamdulillah ...bagus ...bagus...bagus...(sambil meniru gaya pak Tino Sidin) Apakah kamu masih sanggup mengerjakan hal-hal seperti yang kita lakukan selama ini ?

Sekelompok orang : Alhamdulillah, ustadz ...kami sanggup dan kami ingin tambah lagi porsinya dari hal yang tujuh macam yang selalu engkau ajarkan kepada kami.

1. Baca Alqurannya minimal sehari 1 juz, sehingga ketika ayat2 Allah dibaca bergetar hatinya, bertambah imannya. Terlihat dimata bathinnya itu suasana akhirat dan dunia 2. Setiap malam shalat malam, mohon ampunan dan keselamatan dunia dan akhirat, sehingga selalu sibuk hatinya dengan urusan akhirat. 3. Puasanya senin kamis tiap pekan karena takut akan ketamakan diri. 4. Selalu menyebarkan kebaikan dengan berdakwah di sekelilingnya. 5. Tidak lupa mendoakan orang2 mukmin di tanah2 mereka yang sedang kesulitan 6. Selalu menyisihkan sebagian dari hartanya karena takut hartanya menjadi bahan bakar di akhirat kelak. 7. Selalu berkata yang baik dan benar, lidah/tulisan-nya terjaga dari menyakiti hati orang lain baik yang sengaja atau tidak.

Ulama : Saudara-saudara sekalian itulah hidayah Allah, mata kalian semakin jelas melihat mana yang baik dan mana yang buruk, dan Insya Allah yang riya sekecil-kecil riya pun dapat kamu lihat. Janganlah kamu merasa bosan dengan kebaikan yang kamu lakukan, insya Allah akan aku ajarkan tentang kebaikan2 yang lain. Pengabdian yang menempatkan kita sebagai muslim, sebagai hamba Allah yang siap untuk disibghoh (dicelup) oleh nilai ilahiyah, sebagaimana firman-Nya : “Shibghoh (celupan) Allah. Dan siapakah yang lebih baik celupannya daripada (celupan) Allah? Dan hanya kepada-Nya kami mengabdi.” (QS. 2: 138) Semoga hati kamu sekalin telah tercelup dengan celupan Allah, sehingga warna-warna yang Allah kehendaki, menempel pada hati kamu sekalian.

Sambil menutup tadzkiroh singkat pada pagi itu, kemudian mereka berdoa bersama-sama.

--- Selesai ---

Saudara2 sekalian, peristiwa seorang ulama dan sekelompok orang ini, menggambarkan realitas kehidupan orang-orang jaman ini. Hatinya belum siap menerima Islam, tapi dia tanyakan sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan dengan Islam. Dia ingin mendapatkan jawaban suatu masalah dengan membenturkan hukum-hukum Islam. Maka ketika dia mendapatkan jawaban yang Islami, hatinya pun tidak siap dengan jawaban itu. Sehingga yang timbul adalah pertentangan yang kuat dengan hukum2 Islam itu sendiri. Terasa asing di hatinya dengan hukum Islam yang ada. Dan tidak cocok dengan kehidupan yang dia yakini selama ini. Dan yang paling parah lagi, dia lawan hukum Islam itu sendiri dengan asumsi sempit yang dia pahami dan miliki.

Saudara2 sekalian, kita semua sekarang ini dalam proses untuk menuju kehidupan yang lebih abadi(langgeng) Dalam menjalani proses menuju ke keabadian itu, manusia diuji dengan berbagai macam persepsi yang kelak sesungguhnya tidak mempunyai realitas. Persepsi-persepsi ini secara intens dihadirkan dengan menarik dan memikat. Hatinya menjadi nyaman dan tentram, seolah-olah itu adalah nikmat yang paling "DAHSYAT" di muka bumi ini. Sehingga hatinya terpukau, seolah-olah itu adalah segala-galanya di kehidupan ini.

Dalam hal ini, Al-Qur'an mengingatkan kepada kita semua,

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-bintang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (sorga)” (QS. Ali Imran: 14).

Mengangkat Persoalan Ala Orang Muslim.....

Sebutlah Adi dan Dodi sedang berwisata di pantai dalam acara sekolah. Ketika mereka tengah dalam candaan, ada tantangan dari Dodi kepada Adi. Dodi yang bertubuh besar dan gemuk menantang Adi yang bertubuh kecil untuk mengadakan kompetisi. Dodi mengangkat Adi, setelah itu gantian Adi mengangkat Dodi. Mereka akan mengukur siapa yang paling lama mengangkat temannya.

Dodi yakin seyakin yakinnya bahwa Adi tidak akan sanggup berlama-lama mengangkat badannya. Karena itu Dodi menantang Adi. Dan Dodi yakin juga bahwa Adi akan menolak tantangan itu.

Tapi Dodi salah. Rupanya Adi menyambut dengan baik, walau dengan syarat.

“Memangnya, syaratnya apa?” Tanya Dodi.

“Kamu mengangkat saya di atas pasir, sedangkan saya mengangkat kamu di laut.” Ujar Adi.

“Boleh.” Ujar Dodi.

Maka dimulailah pertarungan itu.

Alhasil, di luar dugaan. Adi berhasil lebih lama mengangkat Dodi yang tubuhnya lebih besar. Mengakui kekalahannya, Dodi bertanya, “apa rahasianya?”

“Jawabannya adalah, karena saya dibantu oleh gaya apung yang ada pada air laut. Sehingga ringan bagi saya untuk mengangkat kamu.” Ujar Adi. “Gaya itu ditemukan oleh Archimedes. Kalau kamu simak pelajaran fisika kemarin, kamu pasti paham.” Tambah Adi dengan senyuman.

*****

Hidup ini serupa dengan kompetisi di atas. Bahwasanya masing-masing kita memiliki tugas untuk mengangkat beban masing-masing. Beban yang diangkat tentu saja sesuai dengan kemampuan seorang manusia. Begitulah sunnatullah.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (QS 2:286).

Tetapi ada perbedaan antara seorang muslim yang bertaqwa dengan seorang kafir. Seorang muslim mengangkat bebannya laksana mengangkat beban di air, sedangkan seorang kafir mengangkat bebannya laksana mengangkat beban di atas pasir. Ada ‘gaya apung yang dimiliki oleh air’ yang membantu seorang muslim yang bertaqwa untuk mengangkat bebannya. Gaya apung itu adalah bantuan dari Allah SWT.

“…Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” Ath-Thalaq : 4.

Dengan bantuan ‘gaya apung’ inilah seorang muslim yang bertaqwa bisa mengangkat bebannya lebih lama. Sedangkan orang kafir yang tanpa bantuan gaya apung tersebut, berpotensi besar untuk menyerah, membanting bebannya lalu dia pun terjatuh.

Seorang muslim yang bertaqwa tidak akan mengenal akhir seperti itu.

“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS Ath-Thalaq : 2).

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS 47 : 7)

Allahu’alam bish-showab.

Ciptakan Kesadaran Dengan Sebuah Pertanyaan...

SIAPAKAH DIRI KITA SEBENARNYA..............? Oke, silakan lanjutkan.....
“Tong, bangun tong. Udah jam sembilan. Lu mau kuliah nggak?” Gelombang suara ibunya Entong yang sedang menyeterika pakaian ruang tengah memantul-mantul pada dinding rumahnya yang sebagian terbuat dari kayu, lalu masuk ke telinga entong yang tengah berkemul sambil memeluk guling kurus di atas kasur tipis, yang banyak terdapat relief kepulauan di sana-sini.
Entong tersentak. Matanya sedikit terbuka, namun dirinya masih urung untuk bangun. Matahari yang cerah tidak diizinkan olehnya untuk memasuki kamarnya – yang berukuran 3x3 meter – melalui jendela.
“Ah, Emak berisik ah. Mate aye berat banget nak..” Jawab Entong sambil mengelap iler di pipinya yang masih berfasa cairan yang mengalir pada saat ia tidur tadi.
“Pegimane sih, lu? Tiap hari kerjanya molor mlulu. Bangun tidur makan, terus tidur lagi. Sekolah kagak mau, ngaji kagak mau. Hidup lu tuh mau diapain sih?”
“Emak… emak. Justru ini namanya menikmati hidup mak. Kecil disuka, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Itulah hidup, mak.”
“Lu bener-bener nggak ngerti arti hidup ya Tong. Makanya denger ceramah pak Ustadz, kalo tujuan hidup tuh untuk…”
“Aaaah…. emak kuno. Brisik ah. Orang lagi nikmatin hidup kok diganggu. Urus kehidupan emak sendiri deh.”
Setelah Entong berteriak seperti itu, suasana rumah menjadi hening. Hanya tik-tok jam yang menunjukkan pukul sembilan lewat lima menit memenuhi ruangan tengah tempat ibunya Entong bekerja.

Ilustrasi di atas mengisahkan tentang seorang anak yang sedang mencoba menikmati hidup – begitu menurut anak tersebut. Ia menganggap masa mudanya harus diisi dengan foya-foya. Adakah di antara rekan muda yang menyerupai Entong, tokoh anak pada cerita di atas?

Rekan muda, sekalian, ketika tengah membaca ilustrasi di atas, insya Allah rekan muda memang hidup bukan? Coba periksa lagi jantungnya, nafasnya, denyut darahnya, dompetnya… Entong yang berada pada cerita di atas pun tengah hidup ketika ia membantah kata-kata emaknya sambil menikmati selimut kumpel plus apek ditambah bau iler, yang menaungi badannya yang bertelanjang dada (dan bau juga).

Hanya saja, adakah kita syukuri hidup kita ini? Kehidupan adalah nikmat yang jarang disyukuri oleh manusia. Padahal aktifitas ini merupakan pintu gerbang bagi berbagai nikmat lain yang ia dapatkan di dunia ini.

Bagaimana rasanya hidup? Apakah merasa betah? Memang beginilah hidup: penuh suka yang di situlah kita mempersembahkan kesyukuran kita kepada-Nya, dan penuh duka yang di situ kita menunjukkan kesabaran kita sebagai ungkapan kebesaran jiwa di hadapan-Nya.

Tapi apa yang dirasakan Entong tentang hidup memang beda. Ada rekan muda yang sependapat?

Berapa lama kita hidup? Insya Allah apabila pembaca adalah seorang mahasiswa, maka bisa ditaksir usia kita antara 18-25 tahun. Kalau cleaning service atau pelayan café sempat membaca bulletin ini, maka silakan jawab sendiri. Emang penulis pikirin? Tapi yang jelas, bilangan yang terus bertambah yang kita rayakan setiap tahun itu adalah sebuah perjalanan untuk menghabiskan sisa umur kita. Jangan pernah berbangga dengan bilangan itu. Kecuali kalau bilangan itu sebanding dengan yang telah kita dapatkan dan manfaat yang telah kita buat selama hidup ini.

Oke, sebuah pertanyaan lagi, sebenarnya mengapa kita hidup? Pernah kah kita renungkan masalah ini?

Sebenarnya jawabannya simple saja. Kita hidup karena Allah telah menghidupkan kita. Hanya saja jawabannya akan berbeda ketika pertanyaan ini diajukan kepada orang-orang atheis atau kafir Quraisy. Sehingga Allah berfirman untuk mengingatkan hal ini dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah 28.

“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?”

Jawaban mereka yang salah terhadap pertanyaan “mengapa kita hidup” itu telah menyebabkan mereka kafir. Mereka lupa bahwa Allah lah yang telah menghidupkan mereka.

Hal ini seperti yang dialami oleh penganut Darwinisme, yang berpendapat bahwa manusia berasal dari keturunan kera. Dengan ilmu pengetahuan yang serampangan, mereka mengadakan penelitian dan penilitian untuk menguatkan dugaan mereka.

Hanya pada akhirnya peneilitian dan penelitian yang mereka lakukan semakin melemahkan dugaan mereka, dan mencapai keruntuhannya. Tapi dasar mereka merasa bangsawan (bangsa hewan), maka jadilah mereka baruak-baruak gadang nan ndak tahu diuntuang. Andai mereka tahu bahwa ndak ka jadi urang bagai barauk-baruak itu do.

Sedangkan kaum kafir Quraisy, mereka telah melupakan dzat yang menghidupkan mereka. Kehidupan mereka tanpa arah. Yang mereka sembah adalah berhala-berhala seperti hubal, lata, manat, yang tidak memiliki kekuatan sedikit pun. Sehingganya Allah menegur mereka seperti dalam firman di atas.

Dan kita pun bisa berkedudukan sama seperti mereka, ketika kita lupa bahwa kita telah dihidupkan oleh Allah, sehingganya kita tidak lagi tahu apa tujuan Allah menghidupkan kita.

Lalu apa tujuan hidup kita? Dengan maksud apa Allah menghidupkan kita? Adakah rekan muda yang sependapat dengan Entong di atas mengenai tujuan hidup?
Setidaknya ada tiga tujuan Allah menghidupkan kita di dunia ini, yaitu:

 Untuk beribadah kepada Allah
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Adz-dzariat : 56)

Firman di atas menegaskan bahwa kehidupan kita ini tiada lain bertujuan untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Maka segala tindak tanduk kita melenceng dari tujuan kita dihidupkan apabila tidak kita bingkai dengan ibadah kepada Allah. Mulai dari bangun tidurnya kita hingga kita kembali ke tempat tidur, harus frame dengan ‘ubudiyah.

 Untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Dalam firman-Nya yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 61, Allah berfirman:

“…Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya…”. Dan dalam Al-Baqoroh ayat 30 Allah berirman, “…Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.…”

Setiap kita mengemban misi kekhalifahan. Siapa pun, dari seorang budak, seorang cacat, hingga seorang bangsawan. Semuanya dihidupkan oleh Allah dengan tujuan agar mereka mengolah bumi ini. Semua aktifitas kita tidak boleh menyimpang dari misi ini. Belajarlah, memanfaatkan kedudukan kita sebagai mahasiswa di FMIPA UNAND ini, dan niatkan sebagai pemenuhan atas amanat yang kita pikul. Jangan sampai kita menjadi pengkhianat dengan malas belajar.

Menjadi khalifah adalah tugas yang berat. Kebanyakan manusia saat ini telah menyimpang dari misi ia ciptakan. Manusia saat ini telah merusak bumi. Bukanlah pemakmur, tapi malah perusak.

Ozon yang bocor, pemanasan global, terumbu karang yang mulai punah, hingga sampah yang bertebaran di kampus tercinta kita ini adalah akibat dari ulah manusia yang lalai tentang hakikat ia dihidupkan.

Manusia yang bodoh. Memang benar seperti apa yang dikatakan Allah dalam Al-Qur’an. Padahal ia tak lebih kuat dari gunung yang menolak amanat untuk menjadi pemakmur bumi, padahal ia tidak lebih perkasa dari langit, tapi ia menjadi pemikul amanat untuk memakmurkan bumi ini. Dan akibat dari kelemahannya telah terlihat dewasa ini.

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS Al-Ahzab:72).

 Untuk Ujian, Siapakah di Antara Kita yang Lebih Baik
Kehidupan sarat dengan kompetisi. Perlombaan adalah suatu yang mutlak terjadi dalam hidup. Mulai dari perlombaan untuk mencari nafkah, hingga lomba matematika yang akan diadakan oleh Himatika Unand (masih termasuk lomba juga khan.)

Dan Allah telah menciptakan kehidupan ini juga dalam rangka perlombaan. Ia telah mengadakan sayembara kepada manusia, untuk berlomba-lomba dalam menempuh amal yang baik. Allah akan menyeleksi kita dalam perlombaan ini.
Perlombaan ini akan menentukan sang pemenang, yang akan menyandang gerlar khoriul bariyyah (sebaik-baik makhluk) (QS 98:7), Sedangkan yang kalah akan menyandang gelar syarrul bariyyah (makhluk terburuk) (QS 98:6).

Hadiah bagi yang memenangkan perlombaan ini adalah tropi berupa surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, tabanas berupa kekekalan (lebih kekaldari kekekalan energi), dan keridhoan Allah. Sedangkan bagi pecundang, akan mendapat hadiah hiburan berupa mandi sauna tiap hari di neraka jahannam. Lumayan kan hadiah hibburannya.

Dan pemenangnya ialah (teng ing eng…), orang-orang yang beriman yang sampai akhir hayatnya mereka tetap istiqomah terhadap keimanannya. Dan sang pecundang ialah orang-orang kafir. Horeeee! Selamat bagi pemenang.
Seleksi Allah sebagai maksud dari penciptaan kehidupan ini telah Allah katakana dalam Surat Al-Mulk ayat 2.

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Itulah tujuan kita hidup. Bahkan Hawa pun tercipta di dunia ini dengan tujuan seperti diatas, bukan untuk menemani sang Adam. Kalau Hawa tercipta untuk menemani sang Adam, mengapa Hawa tidak ikut wafat ketika Adam a.s. wafat? Mengapa Hawa tidak menemani sang Adam di alam Baqa’? Begitu juga dirimu, tercipta untuk tiga hal di atas. Bukan untuk menemani aku lhooo.

Setelah kita mengatahui tujuan kita hidup, lalu timbul pertanyaan kembali, dengan apa kita hidup?

Kalau pertanyaan di atas diajukan kepada Entong, maka Entong sambil menahan kantuk akan menjawab bahwa ia tidur dengan bantal guling, kasur, selimut, dan khawayalan-khayalan peneman ia berkemul. Tapi tentu tidak seperti itu apabila pertanyaan itu diajukan kepada rekan muda yang lebih berakal.

Dengan Islam lah kita hidup. Islam adalah agama yang paripurna. Ia adalah jalan hidup yang diperintahkan oleh Allah.
“…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (QS 5:3)

Dengan syariat Islam-lah kita hidup. Aturannya menakup segala segi dalam hidup ini. Kehidupan bernegara dan bermasyarakat ia atur. Sampai kepada masuk ke dalam kamar kecil. Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan, “Islam adalah system menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah Negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih saying dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar. Tidak kurang dan tidak lebih.”
Islam adalah agama keselamatan yang jaminan keselamatannya telah terpancar dari namanya. Agama yang bersih, damai, dan tunduk kepada Allah.

Singikirkan isme-ime lain buatan manusia. Dan mari kembali ke jalan Allah, bernaung pada Islam ya’lu walaa yu’la ‘alaih.

Andai Manusia Mau Menyadari.....


Kisah berikut ini dikutip dari buku "Gifts From The Heart for Women"
karangan Karen Kingsbury. Buku ini dapat Anda peroleh di toko buku
Gramedia, maupun toko buku lainnya.


Inti ceritanya kira-kira sbb :


Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum
mepunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif
dalam kegiatan untuk menentang ABORSI,karena menurut pandangannya, aborsi
berarti membunuh seorang bayi.


Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga
pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada
famili, teman2 dan sahabat2, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut
bersukacita dengan mereka. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya,
seorang bayi laki2 dan perempuan.Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu
yang buruk terjadi. Tetapi bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia
mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga
dapat mempengaruhi kondisi bayi laki2. Jadi dokter menyarankan untuk
dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya.


Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang
istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan
bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap
kesehatan bayi laki2nya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang
tidur nyenyak", kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya
memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa
ini adalah kehendak Tuhan.


Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia
tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini
membuatnya lebih tabah.Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta
ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu
dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi
mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian.


Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi
mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi
akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari
bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan
> organ bayinya ke orang lain ? Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan
ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada
Tuhan.


Pada mulanya,mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian
mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk
menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya
sendiri.


Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk
dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang
istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk
terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang
sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi.


Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam
posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan
Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan
terjadi.


Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan
selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong
Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan
manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya.


Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan
tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan
pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne),mereka sangat bahagia
melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih
karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja.


Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut.
Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang
berasal dari jiwa mereka yang terluka..


Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk
melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah
lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut
untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah
enam jam.....


Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ.
Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb
berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut
sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam,
tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne
adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati
mereka selamanya...


 

Original Blogger Template | Modified by Blogger Whore | Distributed by eBlog Templates